Baik ke luar maupun keluar memiliki fungsi dan makna masing-masing: yang pertama sebagai kata keterangan (adverbia), sedangkan yang kedua sebagai kata kerja (verba). Pada kata keterangan ke luar, kata ke berfungsi sebagai kata depan yang menyatakan arah atau tujuan, misalnya pindah ke luar. Pada kata kerja keluar, ke- berfungsi sebagai awalan pembentuk kata kerja, dengan makna sbb.:
- bergerak dari sebelah dalam ke sebelah luar: murid-murid disuruh keluar dari kelas untuk berolahraga di lapangan sekolah
- tersembul: bunga teratai itu keluar dari permukaan air
- menampakkan diri; timbul; muncul: pencuri itu keluar dari tempat persembunyiannya
- terbit: surat kabar tidak keluar hari ini
- terlahir: kata-kata yang keluar dari hati nurani
- pergi ke luar (rumah dsb): ia baru saja keluar
- diumumkan: hasil ujian sudah keluar
- berhenti dari perkumpulan (pekerjaan, sekolah, dsb): ia sudah keluar dari perusahaan itu
- muncul sebagai pemenang pertandingan dsb: ia keluar sebagai pemenang pertama dalam lomba cipta puisi untuk tahun ini
Dalam ragam lisan, perbedaan antara ke luar dan keluar memang hampir tidak kentara. Namun, perbedaan keduanya cukup nyata dalam ragam tulisan.
Untuk menentukan apakah ke ditulis terpisah atau serangkai dengan luar, kita harus melihat penggunaannya di dalam kalimat. Ke luar berperan sebagai keterangan, sedangkan keluar berperan sebagai predikat. Perhatikan dua contoh berikut:
(1) Anggota DPR itu pergi ke luar ruang sidang.
(2) Anggota DPR itu keluar dari ruang sidang.
(2) Anggota DPR itu keluar dari ruang sidang.
Pada contoh pertama, ke luar merupakan keterangan terhadap predikat pergi, sedangkan pada contoh kedua, keluar merupakan predikat yang menunjukkan tindakan yang dilakukan subjek.
Cara lain untuk menentukan apakah ke luar atau keluar yang dipakai ialah dengan mengganti dengan antonim masing-masing, yakni ke dalam dan masuk.
(3) Anggota DPR itu pergi ke dalam ruang sidang.
(4) Anggota DPR itu masuk ke ruang sidang.
(4) Anggota DPR itu masuk ke ruang sidang.
Contoh #3 terasa janggal bila ke dalam diganti dengan masuk, sedangkan contoh #4 terasa janggal bila masuk diganti dengan ke dalam.
Lalu, bolehkah kita menulis, "Saya keluar ke luar?" Boleh saja, tetapi itu merupakan bentuk pemborosan kata dan menjadikan kalimat tidak efektif.