Gelar dan Jabatan
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh kalimat yang mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital.
1) Gelar Sarjana Hukum (S.H.) sudah diperoleh dua tahun yang lalu.
2) Dalam rapat nasional itu hadir para Gubernur dan Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia.
3) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu yang lalu mengahadiri sidang tahunan PBB itu. Dalam kesempatan itu presiden menekankan pentingnya kedaulatan setiap negara dalam mengatasi persoalan dalam negeri.
Kata atau kelompok kata yang dicetak miring dalam kalimat tersebut adalah kata atau kelompok kata yang bermasalah jika dilihat dari segi penggunaan huruf. Berikut penjelasannya satu per satu.
Penggunaan huruf kapital Sarjana Hukum (S.H.) pada kalimat (1) tidak benar karena gelar akademik tidak didahului nama orang. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dinyatakan bahwa gelar akademik ditulis dengan huruf awal kapital jika diikuti atau didahului nama orang. Kita perhatikan contoh di bawah ini!
Salah | Benar |
---|---|
Sarjana Ekonomi (S.E.) | sarjana ekonomi (S.E.) |
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) | sarjana pendidikan (S.Pd.) |
Insinyur (Ir.) | insinyur (Ir.) |
Doktor (Dr.) | doktor (Dr.) |
Ahmad, sarjana ekonomi | Ahmad, Sarjana Ekonomi |
Yoga, sarjana pendidikan | Yoga, Sarjana Pendidikan |
insinyur Stevanus Wangga | Insinyur Stevanus Wangga |
doktor Kusumastuti | Doktor Kusumastuti |
Penulisan nama jabatan gubernur, bupati, dan wali kota yang diawali dengan huruf kapital seperti dalam kalimat Dalam rapat nasional itu hadir para Gubernur dan Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia tidak benar.
Alasannya ada dua, yaitu
(1) nama jabatan itu tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat dan
(2) nama jabatan itu bukan pengganti nama orang tertentu. hal itu sesuai dengan aturan yang ada dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Kita perhatikan contoh di bawah ini!
Salah | Benar |
---|---|
Camat | camat |
Lurah | lurah |
Bupati | bupati |
Wali Kota | wali kota |
Direktur | direktur |
Sekretaris Jenderal | sekretaris jenderal |
Menteri | menteri |
Presiden | presiden |
Rektor | rektor |
camat Pulogadung | Camat Pulogadung |
lurah Lubang Buaya | Lurah Lubang Buaya |
bupati Solok | Bupati Solok |
wali kota Surakarta | Wali Kota Surakarta |
direkur STAN | Direkur STAN |
menteri keuangan RI | Menteri Keuangan RI |
presiden Soekarno | Presiden Soekarno |
rektor UGM | Rektor UGM |
Nama jabatan yang tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat ditulis dengan huruf awal kapital jika nama jabatan itu dapat dipastikan sebagai pengganti nama orang tertentu. Kata presiden yang ditulis dengan huruf tebal pada kalimat berikut ditulis dengan huruf awal kapital.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu yang lalu mengahadiri sidang tahunan PBB. Dalam kesempatan itu Presiden menekankan pentingnya kedaulatan setiap negara dalam mengatasi persoalan dalam negeri.
Dalam kalimat itu dapat dipastikan bahwa kata presiden yang dicetak tebal tersebut adalah Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Oleh karena itu, kata presiden tersebut ditulis dengan huruf awal kapital.
Baca juga kaidah penggunaan huruf kapital dalam artikel yang lain:
Huruf Kapital atau Huruf Besar
Penggunaan Huruf Kapital untuk Nama Geografi
Huruf Kapital untuk Nama Gelar dan Jabatan
Penulisan judul: huruf kecil dan besar
Pemakaian Huruf Kapital untuk Nama Jenis dan Bedanya dengan Nama Geografi
Pemakaian Huruf Kapital untuk Nama Diri
Huruf Kapital dan Kata yang Menyatakan Hubungan Kekerabatan
Jadi jika di kalimat sebelumnya terdapat kata jabatan yang sudah diikuti nama orang berarti pada kalimat selanjutnya kata jabatan yang merujuk ke orang yang sama itu diberi huruf kapital. Apa benar begitu?
BalasHapusiya asalkan maknanya memang mengacu kepada orang yang disebutkan sebelumnya
HapusBagaimana penulisan yang tepat untuk jabatan yang diikuti nama orang? A. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bertolak ke Bandung.
BalasHapusB. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertolak ke Bandung.
Jika camat Kartanegara, "C" nya kapital atau tidak?
BalasHapus