Proyek Penulisan dan Penerbitan Puisi Anak

Yuk nulis puisi untuk anak-anak kita.

Proyek Penulisan dan Penerbitan Cerpen

Terbitkan cerpen Anda jadi buku ber-ISBN

Proyek Penerbitan Cerpen Anak

Anak-anak pun perlu bacaan yang baik. Yuk nulis dan nerbitkan cerita pendek untuk anak.

Karyatunggalkan Puisimu!

Yuk terbitkan puisinya dalam buku karya tunggal

Terbitkan 5 Puisi

Punya 5 puisi? Yuk terbitin bareng-bareng jadi buku ber-ISBN.

Penerbitan 500 Puisi Akrostik

Terbitkan puisi akrostikmu jadi buku 500 AKROSTIK ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Kisah Pengalaman Inspiratif Pendek Guru

Tuliskan pengalaman inspiratif Anda sebagai guru dan terbitkan jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Kisah Pengalaman LUCU Guru

Tuliskan pengalaman LUCU Anda sebagai guru dan terbitkan jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Best Practices

Terbitkan best practices Anda jadi buku ber-ISBN.

Proyek Penerbitan Best Practices

Terbitkan artikel pendidikan Anda jadi buku ber-ISBN.

Penerbitan 5000 Pantun Pendidikan

Terbitkan pantun pendidikan dalam 5000 PANTUN PENDIDIKAN

Jumat, 07 November 2014

Penulisan judul: huruf kecil dan besar

Bagaimana aturan menulis judul yang benar dan baku menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan? Apakah semua kata mesti diawali dengan huruf besar? Kata-kata apa saja yang harus ditulis dengan huruf kecil? Bagaimana dengan penulisan kata ulang pada judul artikel dan buku?

Secara umum, menurut saya, jawaban yang paling mudah diingat: gunakan huruf kecil hanya untuk kata-kata yang bersifat partikel, termasuk konjungsi (kata penghubung), preposisi (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan).

Namun, perhatikan, ada kata partikel tertentu yang bisa ditulis dalam judul karangan dengan huruf kecil dan bisa juga dengan huruf kapital.

Kaidah penulisan judul menurut Pedoman Umum EYD: huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Kata tugas adalah kata yang menyatakan hubungan gramatikal yang tidak dapat bergabung dengan afiks (imbuhan), dan tidak mengandung makna leksikal.

Contoh penulisan judul yang baku menurut kaidah EYD:
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma


Saya berikan contoh lain:
Kita Tidak Akan ke Mana pun

Kata Tidak dan Akan ditulis dengan huruf pertama kapital, bukan huruf kecil.


Kata ulang dalam judul artikel
Bagaimana dengan penulisan kata ulang dalam judul karangan? Apakah semua unsurnya mesti dimulai dengan huruf besar?

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, hanya kata ulang sempurna yang semua unsurnya diawali dengan huruf kapital. Jadi, tidak termasuk kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan.


Contoh kata ulang sempurna (dwilingga)
Dwilingga disebut juga sebagai kata ulang utuh, sempurna, atau penuh. Misalnya murid-murid, jalan-jalan, partai-partai, samar-samar, masalah-masalah, bukit-bukit, surat kabar-surat kabar, dan buku-buku.

Dengan demikian, judul artikel "Pengesahan Undang-Undang yang Baru" adalah benar, dan bukan dengan Undang-undang.


Contoh kata ulang berubah bunyi
kocar-kacir; gerak-gerik; sayur-mayur; lauk-pauk; kacau-balau; pernak-pernik

Contoh penulisan judul yang benar dengan kata ulang tersebut:

Harga Sayur-mayur di Pasar Naik
Ditulis dengan satu huruf kapital, Sayur-mayur, bukan Sayur-Mayur.


Contoh kata ulang berimbuhan
berjam-jam; berkali-kali; sayur-sayuran; memasak-masak; berguling-guling; tergopoh-gopoh; pukul-memukul; berkejar-kejaran

Contoh penulisan judul dengan kata ulang berimbuhan:

Puluhan Siswa Kejar-mengejar dalam Tawuran
Ditulis dengan satu huruf besar pada Kejar-mengejar, bukan Kejar-Mengejar.


Huruf kecil di judul: partikel, konjungsi, preposisi, interjeksi
Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung), preposisi (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan), ditulis dengan huruf kecil pada judul karangan, kecuali ia terletak di awal judul:

pun; per; demi; si; ala; dari; daripada; di; ke; pada; kepada; terhadap; dan; atau; untuk; yang; dalam; dengan; jika; maka; tapi; meskipun; kendati; walau; kalau; karena; bila; tentang; sebagai; secara; seperti; ialah; agar; supaya; hingga; sejak; ah; oh; deh; dong; kok

akan, soal, dalam, kok
Hati-hati dengan kata-kata bermakna ganda, misalnya kata akan, yang bisa ditulis pada judul dengan huruf kecil dan juga dengan huruf kapital, tergantung artinya.


Bupati Belum Akan Melantik Camat (huruf besar Akan)

Artis yang Lupa akan Orang Tuanya (huruf kecil akan)

Pada contoh kedua itu, kata akan berfungsi sebagai preposisi (kata depan), dengan arti "kepada" atau "terhadap".

Begitu juga halnya dengan kata soal, yang bisa berarti "perkara" dan "naskah ujian" (sehingga ditulis pada judul dengan huruf kapital: Soal) serta "tentang" (sehingga ditulis dengan huruf kecil:soal).

Kata dalam pun demikian, bisa sebagai kata depan dan bisa sebagai kata sifat.

Kata kok sama halnya: sebagai partikel dan sebagai kata tanya "mengapa".


Format penulisan judul berita: huruf kecil
Saya sendiri beberapa tahun terakhir mengubah gaya penulisan judul artikel menjadi berbeda dari yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan. Saya tidak lagi memakai format "semua kapital" baik pada judul berita di koran maupun judul artikel opini di situs blog. Saya menulis huruf besar hanya untuk kata pertama dan kata-kata yang wajib dikapitalkan, seperti nama orang, nama daerah, nama instansi, kitab suci agama, dsb.

Sebagian media pers nasional dan mancanegara juga menganut aliran penjudulan artikel seperti itu. Memang menjadi lancung, tidak baku, tak menurut aturan main, tapi itulah bahasa jurnalistik—khas dan "sah untuk melanggar aturan".


Tanda baca dalam judul
Pada kesempatan lain saya akan menulis artikel tentang penggunaan tanda-tanda baca dalam judul, seperti tanda tanya, tanda seru, tanda koma, tanda titik, tanda kutip, tanda titik dua, tanda dan (&), tanda kurung, dan juga penulisan huruf miring.



copas dari: http://benar.org/juDul


Baca juga:
Huruf Kapital atau Huruf Besar
Penggunaan Huruf Kapital untuk Nama Geografi
Huruf Kapital untuk Nama Gelar dan Jabatan
Penulisan judul: huruf kecil dan besar
Pemakaian Huruf Kapital untuk Nama Jenis dan Bedanya dengan Nama Geografi
Pemakaian Huruf Kapital untuk Nama Diri
Huruf Kapital dan Kata yang Menyatakan Hubungan Kekerabatan

Rabu, 05 November 2014

Izin atau Ijin - Kata yang Sering Salah Eja






aerobik (baku, bukan erobik)
akuntan (baku, bukan akountan)
apa pun (bukan apapun)
arkais (baku, bukan arkhais)
baut (baku, bukan baud)
berbagai = bermacam-macam; berjenis-jenis
biaya (bukan beaya)
bolpoin
bong (makam Cina)
ekstrem (baku, bukan ekstrim)
geladi (baku, bukan gladi)
hakikat (bukan hakekat)
hierarki (baku, bukan hirarki)
insaf (baku, bukan insyaf)
jadwal (baku, bukan jadual)
karier (baku, bukan karir)
kerja sama (bukan kerjasama)
khawatir (baku, bukan kuatir)
khayal
khotbah (baku, bukan khutbah)
kompleks (baku, bukan komplek)
kongres (baku, bukan konggres)
kontinu (bukan kontinyu, kontinue)
korps (baku, bukan korp)
kosakata (bukan kosa kata)
kurang ajar
kurva (baku, bukan kurve)
manajemen (baku, bukan managemen)
metode (baku, bukan metoda)
misi (baku, bukan missi)
nakhoda (baku, bukan nahkoda, bukan nakoda)
notabene (bukan nota bene)
olahraga (bukan olah raga)
pelbagai = berbagai-bagai, beraneka macam, bermacam-macam)
persentase (bukan prosentase)
praktik (bukan praktek)
prangko (baku, bukan perangko)
provinsi (bukan propinsi)
rileks
risiko (bukan resiko)
serta-merta (dengan tanda hubung, bukan serta merta atau sertamerta)
sering kali (terpisah, bukan seringkali)
sontek (bukan contek)
sprint (jenis lari, sudah baku)
stasiun (baku, bukan setasiun)
stroberi is OK, dah baku
sutera (baku, bukan sutra)
syahdu (baku, bukan sahdu)
tata bahasa (bukan tatabahasa)
tata krama (bukan tatakrama)
teknik (baku, bukan tehnik)
terampil (baku, bukan trampil)
terima kasih (bukan terimakasih)
ubah (bukan rubah)
wakaf (bukan wakap)
wasalam (bukan wassalam)
wujud (bukan ujud)

Senin, 03 November 2014

Bentuk terikat



Selain itu ada pula kategori 'bentuk terikat'. Kata "antar" adalah salah satu contoh bentuk terikat yang jika digabungkan dengan bentuk dasar maka penulisannya harus disatukan. Jika diikuti dengan kata dasar, bentuk terikat ditulis tanpa jeda (spasi), namun apabila digabungkan dengan bentuk turunan (kata berimbuhan), maka penulisannya harus dipisah. Contoh bentuk terikat lain di antaranya:
  • Dari bilangan angka bahasa Sanskerta: eka-, dwi-, tri-, catur-, panca-, sapta-, dasa-, dan sebagainya
Contoh, silakan dilengkapi
OK Benar Tidak OK Salah
ekabahasa eka bahasa
dwibahasa dwi bahasa
tridarma tri darma
tritunggal tri tunggal
caturwarga catur warga
caturwulan catur wulan
pancaindra panca indra
Pancasila Panca Sila
saptakrida sapta krida
saptapesona sapta pesona
dasatitah dasa titah
dasawarsa dasa warsa
  • Dari awalan satuan: kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-, mikro- dan sebagainya
Contoh, silakan dilengkapi
OK Benar Tidak OK Salah
kilogram kilo gram
megawatt mega watt
terabita tera bita
gigaohm giga ohm
sentimeter senti meter
mikroorganisme mikro organisme
kilometer kilo meter
  • Dari bahasa lain: a-, adi-, anti-, antar-, e- (dengan tanda hubung), ekstra-, hiper-, juru-, ko-, kontra-, infra-, inter-/intra-, maha-, manca-, mara-, multi-, nara-, neo-, non-, pan-, pasca-, per-, peri-, poli-, pra-, pro-, purna-, purwa-, semi-, serba-, sub-, super-/supra-, swa-, tuna-, tele-, wira-, dan sebagainya.
Contoh, silakan dilengkapi
OK Benar Tidak OK Salah
amoral a moral
asusila a susila
antarnegara antar negara
antarwarga antar warga
ekstrakurikuler ekstra kurikuler
kontrarevolusi kontra revolusi
mahaagung maha agung
maha pengasih mahapengasih1
nonblok non blok
non-Indonesia non Indonesia2
perilaku peri laku
peri keadilan perikeadilan1
pascapanen pasca panen
semiprofesional semi profesional
subbagian sub bagian
supersibuk super sibuk
tunakarya tuna karya
ultramodern ultra modern
Catatan: 1 Unsur 'maha-' dan 'peri-' sebagai unsur gabungan ditulis serangkai dengan unsur berikutnya. Contoh: perilaku, peribahasa, mahabaik, mahakasih. Apabila kata berikutnya sudah berimbuhan, unsur peri dituliskan terpisah. Contoh: peri keadilan, peri kemanusiaan, maha pemurah, maha penyayang
2 Apabila bentuk terikat 'non-', 'anti-', 'pan-', atau 'pro-' diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda penghubung (-). Contoh: non-Indonesia, anti-Asia, pan-Amerika. Bentuk terikat ditulis dengan menyertakan tanda hubung (-) apabila:
  • Diikuti dengan kata yang huruf pertamanya kapital, misalnya: anti-Afrika
  • Diikuti dengan singkatan, misalnya: pro-PBB
Kata OK Benar Tidak OK Salah
malpractice malapraktik malpraktik
malfunction malafungsi malfungsi
malabsorption malaserap malserap
maladaption malaadaptasi maladaptasi
maladjustment malasuai malsuai
maldistribution maladistribusi maldistribusi
malnutrition malagizi malgizi
malposition malasikap malsikap

Kata majemuk



Ditulis serangkai

Kata-kata ini harus ditulis serangkai, namun kadang-kadang salah ditulis dan dipisah menjadi dua kata.
OK Benar Tidak OK Salah
adakalanya ada kalanya
akhirulkalam akhirul kalam
alhamdulillah alham dulillah
apabila apa bila
astagfirullah astag firullah
bagaimana bagai mana
barangkali barang kali
bilamana bila mana
bismillah bis millah
beasiswa bea siswa
belasungkawa bela sungkawa
bumiputra bumi putra
daripada dari pada
darmabakti darma bakti
darmasiswa darma siswa
dukacita duka cita
halalbihalal halal bihalal
hulubalang hulu balang
kacamata kaca mata
kasatmata kasat mata
kepada ke pada
keratabasa kerata basa
kosakata kosa kata
lokakarya loka karya
manakala mana kala
manasuka mana suka
mangkubumi mangku bumi
marabahaya mara bahaya
matahari mata hari
olahraga olah raga
padahal pada hal
paramasastra parama sastra
puspawarna puspa warna
radioaktif radio aktif
sastramarga sastra marga
saputangan sapu tangan
saripati sari pati
sebagaimana sebagai mana
sediakala sedia kala
segitiga segi tiga
silaturahmi silatu rahmi
sukacita suka cita
sukarela suka rela
sukaria suka ria
syahbandar syah bandar
titimangsa titi mangsa
wali kota walikota[1]
wasalam wa salam

Ditulis terpisah

  • Alih tugas, anak emas, beri tahu, duta besar, hancur lebur, ibu kota, juru tulis, kambing hitam, kerja sama, lipat ganda, rumah sakit umum, salah duga, sepak bola, serba guna, tanda tangan, tanggung jawab, tata bahasa, temu wicara, terima kasih, tepuk tangan,
  • Jika diberi imbuhan konfiks awalan atau akhiran (hanya salah satunya), penulisan imbuhan dirangkai hanya dengan kata yang terdekat, misalnya: bertanda tangan, berterima kasih, bertanggung jawab, tanda tangani, memberi tahu, dll.
  • Jika diberi imbuhan konfiks awalan dan akhiran (keduanya), penulisannya dirangkai, misalnya: memberitahukan, menandatangani, pemberitahuan, melipatgandakan, kutandatangani, dipertanggungjawabkan, kauhancurleburkan, dll.[2]


Sumber:
Wikipedia:Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja

Penulisan Artikel "pun"

Penulisan Partikel

penulisan partikel pun
Pada dasarnya partikel ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Mereka pun turut mendukung pembangunan pasar tradisinal itu.
2) Parkir kendaraan pun sulit karena banyaknya mobil yang dibawa para tamu.


Jika partikel 'pun' yang berpadanan dengan kata 'saja'/'juga', maka penulisannya dipisah (kabar pun, saya pun).

Partikel pun yang ditulis serangkai adalah partikel pun yang merupakan kata penghubung. Ada dua belas (12) bentuk 'pun' yang sudah dianggap padu harus ditulis serangkai. Berikut daftar artikel 'pun' yang digabung:

OK Benar Tidak OK Salah Lema KBBI
adapun 1 adapun
andaipun andai pun (andai)
ataupun atau pun atau
bagaimanapun bagaimana pun (bagaimana)
biarpun biar pun biarpun
kalaupun kalau pun kalaupun
kendatipun kendati pun kendati
maupun 1 maupun
meskipun meski pun meski
sekalipun 2 sekalipun
sungguhpun sungguh pun sungguhpun
walaupun walau pun (walau)

3) Walaupun hari masih pagi, para pegawai kantor itu sudah banyak yang datang.
4) Kendaraan di jalan bebas hambatan itu selalu macet walaupun hari sudah malam.


Catatan:
1 Khusus untuk partikel 'pun' pada "adapun" dan "maupun" dapat ditulis secara terpisah karena frasa 'ada pun'/'mau pun' dapat bermakna 'walau ada'/’walau mau’, misalnya dalam kalimat 'mau pun ia sudah tidak bisa lagi'

 2 Khusus untuk partikel 'pun' pada "sekalipun" dapat ditulis secara terpisah karena frasa 'sekali pun' dapat bermakna ’satu kali juga’, atau ‘meski satu kali’, atau ‘walau satu kali’, atau dalam frasa superlatif, misalnya dalam kalimat 'orang baik sekali pun terkadang berbuat jahat'

5) Sekalipun dengan susah payah, mereka berhasil mendaki gunung itu.
6) Jangankan dua kali sekali pun dia belum pernah datang ke rumahku.


Kata sekalipun pada kalimat (5) merupakan kata penghubung, sedangkan pada kalimat (6) bukan kata
penghubung. Kata sekalipun yang merupakan kata penghubung dapat diganti dengan kata penghubung yang lain, sedangkan kata sekali pun yang bukan merupakan kata penghubung tidak dapat diganti dengan kata penghubung yang lain. Perhatikan kalimat di bawah ini!

7) Sekalipun permintaan beras terus meningkat saat menjelang Lebaran, sediaannya masih tetap aman.
7a) Meskipun permintaan beras terus meningkat saat menjelang Lebaran, sediaannya masih tetap aman.
7b) Walaupun permintaan beras terus meningkat saat menjelang Lebaran, sediaannya masih tetap aman.

Kata sekalipun pada kalimat (7) dapat diganti dengan meskipun atau walaupun. Hal itu berarti bahwa kata sekalipun seperti pada kalimat (7) adalah kata penghubung. Oleh karena itu, penulisannya diserangkaikan.

Namun, kata sekali pun pada kalimat di bawah ini tidak dapat diganti dengan kata meskipun atau walaupun.
8) Jangankan dua kali, sekali pun dia belum pernah berkunjung ke rumahku.
8a) Jangankan daua kali, meskipun dia belum pernah berkunjung ke rumahku. (tidak bisa)
8b) Jangankan daua kali, walaupun dia belum pernah berkunjung ke rumahku. (tidak bisa)

Sumber:
Wikipedia:Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja

Pemakaian Spasi yang Sering Salah



Berikut ini penulisan yang salah dan yang benar berkaitan dengan penggunaan spasi:

Kemarin, sewaktu aku pulang sekolah, aku ....
Penulisan yang salahPenulisan yang benar
" Saya mau pergi. ""Saya mau pergi."
Ia berkata : " Saya mau pergi. "Ia berkata: "Saya mau pergi."
Jangan tinggalkan aku !Jangan tinggalkan aku!
Kau mau pergi ke mana ?Kau mau pergi ke mana?
role model ( model peran )role model (model peran)
Kemarin , sewaktu aku pulang sekolah , aku ....Kemarin, sewaktu aku pulang sekolah, aku ....

Catatan:
1. Tidak ada spasi setelah awal tanda kutip dan sebelum akhir tanda kutip
2. Tidak ada spasi sebelum tanda dua titik (:)
3. Tidak ada spasi sebelum tanda seru (!), tanda tanga (?), dan tanda titik (.).
4. Tidak ada spasi setelah tanda kurung awal dan sebelum kurung akhir
5. Tidak ada spasi sebelum koma (,)


Beberapa Hal Penting Diperhatikan

Sering kita berhadapan dengan cara penulisan gabungan kata, seperti:

dimana atau di mana
orangtua atau orang tua
kerjasama atau kerja sama
terimakasih atau terima kasih

Untuk memastikan mana yang benar, ketikkan saja di kotak cari KBBI online, http://kbbi.web.id/

Kalau Anda menemukan ada hasil, berarti penulisan kata itu benar.
Untuk terimakasih, hasilnya adalah:
Berarti yang benar adalah terima kasih.

Untuk penulisan gabungan kata atau kata majemuk, Anda bisa mengeceknya di:
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Daftar_kosakata_bahasa_Indonesia_yang_sering_salah_dieja

Di sana ada banyak sekali daftar kata yang sering salah eja. Misalnya orangtua atau orang tua. orangtua artinya parents sedangkan orang tua artinya old man.

Info Bermanfaat untuk Editor

Link penting untuk editor:

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia online atau http://kbbi.web.id/
2. Daftar kata bahasa Indonesia yang sering salah eja atau http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Daftar_kosakata_bahasa_Indonesia_yang_sering_salah_dieja

Pada link yang pertama, Anda bisa cek apakah kata tertentu merupakan kata baku bahasa Indonesia atau tidak.

Misalnya:
apakah ijin kata baku? ternyata tidak, yang benar izin
ketrampilan atau keterampilan?
berfikir atau berpikir?

Cara cek apakah sebuah kata merupakan kata baku atau tidak, cukup ketikkan kata tersebut pada kotak cari:



Ijin
misalnya kata ijin. Kalau Anda ketikkan kata "ijin" pada kotak cari, lalu tekan Enter, maka hasilnya adalah:


ternyata kata "ijin" tidak ditemukan di KBBI. Berarti kata ini tidak baku. Yang baku adalah "izin". Kalau kata "izin" dimasukkan, maka hasilnya:


Nah Anda bisa menemukan arti kata "izin" tersebut. Berarti kata tersebut baku.

Trampil
Kalau kata "trampil" dimasukkan, hasilnya:


Maka akan muncul hasilnya "trampil ? terampil /tram·pil ? terampil/"
Itu artinya yang baku adalah "terampil" yang kalau dimasukkan, hasilnya akan seperti ini:


Artinya yang baku adalah "terampil" bukan "trampil"

Cobalah dengan kata-kata lain.