1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1000), V (5.000), M (1.000.000)
Pemakaiannya diatur leih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.
2. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya:
0,5 sentimeter | 1 jam 20 menit |
5 kilogram | pukul 15.00 |
4 meter persegi | tahun 1928 |
10 liter | 17 Agustus 1945 |
Rp5.000,00 | 50 dolar Amerika |
US$3.50* | 10 paun Inggris |
$5.10* | 100 yen |
Y100 | 10 persen |
2.000 rupiah | 27 orang |
* Tanda titik di sini merupakan tanda decimal.
3. Angka lazim dipakai untuk melambangka nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
Hotel Indonesia, Kamar 169
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh
Misalnya:
Dua belas | 12 |
Dua puluh dua | 22 |
Dua ratus dua puluh dua | 222 |
b. Bilangan pecahan
Misalnya:
Setengah | ½ |
Tiga perempat | ¾ |
Seperenam belas | 1/16 |
Tiga dua pertiga | 3 2/3 |
Seperseratus | 1/100 |
Satu persen | 1 % |
Satu permil | 1‰ |
Satu dua persepuluh | 1,2 |
6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
Paku Buwono X
pada awal abad XX
dalam kehidupan abad ke-20 ini
lihat Bab II
Pasal 5
dalam bab ke-2 buku itu
di daerah tingkat II itu
di tingkat kedua gedung itu
di tingkat ke-2 itu
kantor di tingkat II itu
7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut.
Misalnya:
tahun ’50-an | atau | tahun lima puluhan |
uang 5000-an | atau | uang lima ribuan |
lima uang 1.000-an | atau | lima uang seribuan |
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempah untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100
helicak, 100 bemo.
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh secara besar dapat dieja
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta orang.
11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pgawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Bukan:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh
sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
Baca pula:
Singkatan dan Akronim
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata Ganti -ku-, kau-, -mu, dan -nya
Penulisan Kata Turunan
Pemakaian Huruf Miring
0 komentar:
Posting Komentar